Admin
Admin
Online
Halo ‘‹
Ada yang bisa dibantu?

Guru Yang Tidak Produktif

Sungguh disayangkan, di tengah semangat pemerintah memperbaiki kualitas pendidikan, masih saja ada pemandangan yang membuat hati miris: guru yang hadir di sekolah, tapi tidak hadir di kelas. Secara administratif mereka “hadir”, tapi secara tanggung jawab sesungguhnya—tidak.

Di ruang guru mereka tampak sibuk, ada yang mengobrol, ada yang asyik dengan gawai, bahkan ada yang mondar-mandir tanpa arah. Sementara di ruang kelas, murid-murid menunggu tanpa kejelasan. Jam pelajaran yang seharusnya dimanfaatkan untuk belajar malah terbuang percuma.

Padahal, kehadiran guru di kelas bukan sekadar kewajiban, tapi bentuk tanggung jawab moral terhadap anak-anak bangsa. Ketika guru abai terhadap jam mengajar, ada beberapa dampak serius yang bisa muncul :

1. Murid kehilangan semangat belajar.
Murid yang sudah siap belajar akan kecewa ketika guru tak datang. Lama-lama, mereka jadi terbiasa dengan “jam kosong” dan menganggap belajar itu tidak penting.

2. Kedisiplinan murid ikut menurun.
Sulit menuntut murid disiplin kalau gurunya sendiri tidak memberi contoh. Keteladanan jauh lebih kuat daripada perintah.

3. Rekan guru lain jadi terbebani.
Kadang, guru lain yang peduli harus menenangkan kelas kosong atau membantu menjaga murid yang tidak terarah. Ini membuat suasana kerja tidak sehat.

4. Tanggung jawab profesional diabaikan.
Gaji, tunjangan, dan penghargaan yang diterima guru sejatinya adalah amanah dari kerja nyata. Jika tidak mengajar tapi tetap menerima haknya, itu perlu direnungkan bersama.

Guru adalah figur teladan, bukan hanya di depan kelas, tapi juga dalam setiap sikap. Jika seorang guru hadir secara fisik tapi tidak secara tanggung jawab, maka ruh dari profesi ini perlahan memudar.

Mari kita kembalikan makna hadir di sekolah: hadir sepenuhnya — hati, waktu, dan tanggung jawab. Karena setiap menit yang kita berikan di kelas bisa menjadi bekal berharga bagi masa depan murid-murid kita.

Berbagi